Subscribe to RSS feeds

Senin, Februari 11, 2013

Emping Klethuk Penyambung Asa.


Plumbon- Desa Plumbon terletak di kecamatan Limpung Kabupaten Batang dengan jumlah penduduk sekitar 2067 orang.  Mayoritas penduduk desa Plumbon bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Sektor industri rumahan membantu tambahan pendapatan sebagian warga desa Plumbon yang tidak memiliki ekahlian atau kompetensi tertentu. Salah satu contoh industri rumahan terkenal adalah produksi emping klethuk. Terdapat 3 pengusaha emping klethuk, salah satunya memulai usaha pada tahun 2000 hingga sekarang dan sampai saat ini terus berkembang.

Bahan baku emping klethuk adalah melinjo, gula jawa, gula pasir, garam, bawang putih dan cabai merah. Melinjo sebagai bahan baku utama di datangkan dari Banten, Yogyakarta, dan daerah lain disekitarnya.   Omzet usahanya dapat mencapai 1 ton dan akan terus bertambah ketika mndekati hari raya idul fitri. Pembuatan emping klutuk melalui berbagai proses, proses pertama adalah sangrai. Proses ini bertujuan untuk mempermudah proses pengupasan kulitnya. Proses ini berlangsung selama 10 menit tiap pengsangraian, sedangkan untuk memproduksi

6 kuintal  melinjo paling tidak dibutuhkan waktu 3 jam dengan 8 orang pekerja. Masing-masing pekerja mendapat jatah 10 kg setiap harinya.
Proses kedua adalah pengupasan. Untuk proses ini dibutuhkan 8 orang pekerja. Proses ketiga   adalah pengepressan melinjo dengan menggunakan palu yang melibatkan  8 kelompok dengan   masing-masing anggota 8  orang. Jatah proses pressing tiap kelompok sama dengan jatah pengsangraian yaitu 10 kg/ hari. Kemudian setelah proses pressing selesai, melinjo mengalami proses pemanggangan selama kurang lebih 5 menit yang melibatkan 3 orang dengan cara diaduk dan dikumpulkan untuk selanjutnya dilakukan proses pengsangraian.

Proses  penggorengan  dengan  bahan  baku  melinjo  sebanyak  10  kg dilakukan dengan cara hanya dicelupkan selama 2 menit angkat-tiris secara berulang-ulang   oleh   seorang   karyawan.   Setelah   ditiriskan   emping   klethuk melewati  proses  pemberian  rasa  manis,  pedas,  asin  serta  manis-pedas  oleh  2 orang, selanjutnya emping klethuk dikemas oleh 2 orang karyawan. Dalam proses pemberian rasa, emping klethuk dimasukkan dalam sebuah wadah berisi larutan perasa dan dimasak hingga seluruh larutan tersebut habis. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemberian rasa tergantung dari jumlah produksi tiap harinya. Jika jumlah produksi pada hari itu mencapai 1 ton maka lama waktu yang dibutuhkan bisa mencapai satu hari.

Setelah semua proses selesai dilakukan, emping klethuk langsung dibawa ke pengepul. Harga yang dijual  ke pengepul emping klethuk adalah Rp.20.000,-
/Kg,  jika  membeli  dalam  jumlah  banyak,  maka  pengepul  bisa  mendapatkan emping klethuk dengan harga Rp.18.000,-/Kg. Dari pengepul dijual kembali ke konsumen dengan harga Rp 25.000,-/Kg.

Masalah yang terjadi disini adalah dari produsen sendiri belum bisa mendistribusikan secara langsung ke konsumen sehingga ketika sampai ke konsumen harga sudah  tinggi. Solusi  yang dapat diberikan  adalah  menambah pekerja untuk mendistribusikan langsung ke konsumen yang dituju dengan harga yang lebih murah dari yang dijual oleh pengepul.
Ironisnya   industri   rumahan   seperti   ini   belum   begitu   mendapatkan perhatian serius dari dinas terkait dan pemerintah yang keberadaanya sangat membantu roda perekonomian warga desa Plumbon dan sekitarnya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

plumbon pasti jaya !!!!! desa plumbon harus menjadi lebih baik,,,,

Posting Komentar